23 Desember 2007

Mensyukuri Pemberian

Tentang syukur kita kepada Allah yang Maha memberi. Kalau kita berfikir sebentar akan timbul dibenak kita bahwa syukur ini memang fitrah manusia. Kenapa?. Karena setiap orang yang diberi sesuatu oleh orang lain, pasti terbetik di hatinya bagaimana caranya aku bisa membalas pemberian ini.

Tapi lain halnya kalau yang memberi adalah Dzat yang tidak butuh apapun dari siapapun. Nah, untuk memenuhi kebutuhan fitrah itu Allah memerintahkan kita lewat kitab suciNYA untuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan. Syukur dalam artian menggunakan segala yang diberikan untuk sesuatu yang disukahi dan diridlaiNYA. Cuma itu yang diminta. Tidak lebih. Itu saja bukan untuk Dia, tapi untuk manusia itu sendiri. Karena barang siapa yang bersyukur pasti akan ditambah oleh Allah.
Menarik sekali topik ini. Ada sebuah cerita/hadist bahwa suatu ketika sayyidah Aisyah istri Nabi menjumpai Nabi saat beliau sedang melakukan shalat malam. Siti Aisyah, ia melihat kaki nabi bengkak dikarenakan shalat yang begitu lama shalat. Kemudian setelah Nabi selesai shalat Siti Aisyah, ia bertanya kepada Nabi. Wahai kekasihku engkau sudah diampuni oleh Allah kesalahn yang lalu dan yang akan datang, tapi kenapa baginda masih shalat begitu lama. Apa jawab beliau? Beliau menjawab: apakah aku enggan menjadi hamba yang bersyukur? Syeikh Mutawally As-Sya’rawi menjelaskan hadits ini sebagai berikut: Alqur’an mengatakan bahwa: “Sungguh apabila kalian bersyukur, pasti akan Aku tambah.” Jadi, kalau melihat ayat ini kita bisa tahu maksud dari ucapan Nabi tersebut. Apakah aku enggan menjadi orang yang mengharapkan tambahan nikmat? Kurang lebih seperti itu maksudnya. والله اعلم بالصواب

Tidak ada komentar: